Jumat, 03 Juni 2016

Merenungkan Ketidakkekalan 05



Senantiasa Merenungkan Ketidakkekalan
(Bagian 5)

5. Saat Bepergian
Saat bepergian juga harus memberi peringatan bagi diri sendiri, tak peduli bertemu dengan kondisi menyenangkan juga harus merenungkan ketidakkekalan, senantiasa membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati.

Saat bepergian harus membangkitkan keteguhan hati yang sedemikian : Saya harus keluar dari roda samsara, sejak sekarang dan selanjutnya, takkan membuat mimpi tumimbal lahir lagi. Saya sudah berkali-kali menjalani siklus lahir dan mati hingga tak terhitung lagi, sungguh memprihatinkan! Pada waktu sebelumnya, saya sungguh tidak punya kemauan keras, sehingga tidak punya kemajuan batin, barulah berputar terus sampai sekarang. 

Kini saya harus giat menimbun bekal terlahir ke Alam Sukhavati, sehingga kelahiran kali ini menjadi yang terakhir kalinya, Alam Manusia ini merupakan perjalananku untuk yang terakhir kalinya. Mesti berpikir demikian.

Kini saya seorang diri terapung-apung di atas lautan samsara, tidak menemukan ada kegembiraan di dalamnya, semuanya adalah derita. Kehidupan begini hanya akan membuat orang merasa kecewa dan terluka hatinya.

Maka itu harus segera pulang ke Alam Sukhavati, di sana barulah merupakan kampung halamanku yang sesungguhnya. Di sana ada ayahandaku yang penuh maitri yakni Buddha Amitabha, Bodhisattva yang tak terhingga dan tanpa batas, pulang ke Alam Sukhavati barulah merupakan reuni keluarga, saat itu barulah takkan terpisahkan lagi dengan para Buddha di sepuluh penjuru.

Setelah berpikir demikian, harus mengingatkan diri sendiri, meskipun sekarang saya sedang hanyut terbawa arus samsara, tersesat dalam mimpi, tapi saya harus keluar dari sini. Maka itu jangan sampai terpikat dan dikelabui oleh panorama semu di alam saha ini, jangan melupakan jalan pulang ke kampung halaman Alam Sukhavati.

Juga terpikir bahwa sekarang di alam saha ini, dimana-mana adalah kondisi yang membuat hati jadi kacau, maka itu saya harus menjaga sebutir hatiku ini untuk berdiam dalam pelafalan Amituofo.

Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 220
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 21 Mei 2016
Bertempat di HK Buddhist Education Foundation
Kode Artikel 02-042-0220


時時憶念死亡無常
()

(五)出門警策
出門的時候也要警策自己,無論遇到怎樣的順逆境界就要作無常想、作苦想,再再的發起希求往生之心。

日觀大師在《懷安養》中說:「如今不做輪迴夢,只走人間這一遭。」這就是告訴我們,出門的時候要想,不斷的下這樣的決心:我今生一定要從輪迴中出去,從今往後,再不做輪迴大夢了。我已經輪轉無數次了,太冤枉!我過去是太沒志氣、太沒出息,才一直輪轉到現在。現在我一定要精進修集往生的資糧,讓此身成為我的最後身,在人間就只走這最後一回了。一定要這樣想。

《西齋淨土詩》中也說到:「客路竛竮無一好,人生惆悵不多時。」意思是說,如今我孤獨一人漂泊在這輪迴當中,找不到一件好事,樣樣難、樣樣苦。這樣的人生只會讓人感到失望、傷感。所以我要早日回到極樂世界,那才是我真正的家鄉。那裡有我的慈父阿彌陀佛、有無量無邊的菩薩大眾,回到極樂世界才是真正的實現法界大團圓。因為在消盡輪迴迷夢般的客塵後,就會回歸到本來法界之中,那時與十方諸佛同心同德,再不會有一剎那的分離。

這樣想了之後,就要提醒自己,雖然我現在寄居在輪迴裡面,還沉溺在迷夢當中,但是我一定要從這裡出去。所以無論如何都不要被輪迴暫時的幻境欺騙,不要忘記自己回歸極樂故鄉的路。又想到如今在這世間當中,到處都是散亂的因緣,所以我一定要防護自己的心,安住在念佛的正念當中。

無量壽經科註第四回學習班  自了法師 (第二二O集)  2016/5/21  香港佛陀教育協會  檔名:02-042-0220