Minggu, 26 Oktober 2014

Perjalanan Jauh Kala Mentari Terbenam 07



Perjalanan Jauh Kala Mentari Terbenam
Bagian  7

Pada masa berdirinya pemerintahan Tiongkok Nasionalis (1912-1949), di Cixi, Zhejiang, terdapat seorang wanita yang sudah berusia lanjut, keluarganya sangat miskin, putranya juga sungguh tidak berbakti. Suatu hari dia dimarahi putranya, hatinya merasa tidak nyaman, lalu mencurahkan kegundahan hatinya kepada seorang Bhiksuni. Guru menasehatinya : “Anda menyadari adanya penderitaan pada diri anda sendiri, mengapa tidak menjual saja penderitaan tersebut?”

Wanita tua itu bertanya : “Bagaimana cara menjualnya?” Guru menjawab : “Anda menfokuskan pikiran melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, saat menjelang ajal Buddha Amitabha akan datang menjemputmu ke Alam Sukhavati, maka putuslah sudah segala penderitaan, selanjutnya hanya menikmati kebahagiaan, inilah yang disebut menjual penderitaan”. Wanita tua itu bertanya lagi : “Kami ibu dan anak tinggal bersama dalam satu rumah, di dalamnya ada tempat tidur dan tungku perapian, di bawah tempat tidur masih ada kandang babi, begitu semrawut, bagaimana mungkin bisa melafal Amituofo?” Guru menjawab: “Ini bukan masalah, anda hanya perlu melafal berkesinambungan tak terputus, jika punya waktu luang maka datanglah ke vihara bernamaskara pada Buddha”.`

Akhirnya wanita tua itu menerima dan mengamalkan sesuai ajaran, segenap hati ingin terbebas dari penderitaan, melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus. Tiga tahun berlalu, beberapa bulan sebelum wafat, dia berkata pada putranya : “Pada tanggal dan bulan berapa saya akan terlahir ke Alam Sukhavati, kamu jangan berpergian keluar, uruslah pemakamanku, ini juga termasuk telah menunaikan kewajiban bakti. Namun putranya tidak mempercayai ucapannya. Setelah melewati satu kurun waktu, wanita tua itu mengungkit lagi hal ini, tetapi putranya tetap tidak mempercayainya.

Hingga beberapa hari menjelang ajalnya, putranya tiba-tiba mencium harum semerbak yang istimewa, dia mencari ke mana-mana namun juga tidak mengetahui sumbernya, barulah dia mulai percaya pada perkataan ibundanya. Saat hari tersebut tiba, dia berjaga-jaga di rumahnya, tampak sang bunda telah membasuh tubuh dan berganti pakaian, duduk bersila melafal Amituofo dan terlahir ke Alam Sukhavati.

Seperti kasus wanita tua ini yang keluarganya amat miskin, putranya juga tidak berbakti, sebagian besar pada umumnya akan sangat menderita kala menghadapi masa senjanya. Namun oleh karena dia menyadari bahwa dirinya menderita dan dengan segenap hati dia ingin terlepas dari penderitaan, maka dengan segenap hati pula dia bertumpu Buddha Amitabha, akhirnya dia berhasil terbebas dari segala penderitaan.

Para praktisi sekalian yang telah berusia lanjut, asalkan dapat menfokuskan pikiran melafal Amituofo, setiap saat tidak melupakan Buddha Amitabha, meskipun di rumah harus melakukan sedikit pekerjaan, juga takkan merasa tersiksa. Saat melafal Amituofo di hati kita akan timbul perasaan sukacita, mengerjakan apa saja juga akan merasa bersukacita, melihat siapapun juga akan merasa bersukacita, siang dan malam, mana ada yang tidak  bersukacita!

Maka itu bila di hari tua ingin memperoleh kedamaian, maka tidak boleh terpisah dari sepatah Amituofo; begitu terpisah dari Buddha Amitabha, maka dalam hati akan timbul kegelapan batin (Avidya), sehingga jatuh kembali ke dalam penderitaan. Andaikata dapat terfokus dan melafal berkesinambungan, maka tak perlu kurun waktu yang panjang, maka akan dapat mewujudkan sambil bekerja sambil melafal Amituofo berkesinambungan. Setelah berhasil mewujudkannya, maka penderitaan di batin akan semakin berkurang, kedamaian akan semakin berkembang. Maka itu pikirkanlah dengan baik, apakah tepat dengan sepatah Amituofo melewati hari tua dengan damai?


Petikan dari Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi : 94
Tanggal : 18 Oktober 2014
Bertempat di : Pure Land Learning College Association, Inc., Australia



日暮途遠
(七)

民國浙江慈溪有個老婦女,家裡窮苦,兒子又不孝順。有一天她被兒子罵了,心裡難受,就找附近的出家師父訴苦。師父說:「妳知道自己身上有苦,為什麼不把苦賣掉?」她問:「怎麼能賣掉?」師父說:「妳專心念阿彌陀佛求生西方,臨終佛接妳到西方,就斷了一切苦,以後只受安樂,這就是把苦賣掉了。」老人說:「我們母子倆住同一間房子,裡面既有床又有灶,床下還有豬圈,這麼邋遢,怎麼能念佛?」師父說:「這都沒關係,妳只管常念不斷,有空就到廟裡來拜佛。」這以後老人就依教奉行,一心求脫苦,念佛從不間斷。三年過了,在她臨終前幾個月,她對兒子說:幾月幾號我要生西方,你不要外出,給我料理後事,也算盡兒子的孝道。她兒子根本不信。過了一段時間,再次提起時,兒子還是不信。

到了臨終前幾天,她兒子忽然聞到奇異的香氣,到處找也不知道從哪裡傳來,這才相信母親說的是實語。到這一天,他在家守候,只見母親沐浴更衣,端坐著念佛往生了。像這位老人家裡窮苦,兒子忤逆不孝,照一般,晚年是很苦的。但她因為自己苦,而一心想脫苦,就一心靠阿彌陀佛,結果這一切苦都解脫掉了。老人家們,只要一心一意的念這句佛,什麼時候都不忘掉佛,那就算在家裡做一些事,也不會覺得苦。我們在念佛的時候心裡歡喜了,幹什麼都是歡喜的,見什麼人都是歡喜的,日日夜夜,有哪一樣不歡喜!所以晚年要想安樂,就不能離開這句佛;一離開佛,心裡起無明煩惱,就又落到苦裡去了。如果能這樣專一,能這樣堅持念,也用不了太長時間,就可以做到邊做事邊念佛不斷。做到了之後,心裡的苦就會愈來愈小,一定會愈來愈安樂。所以要好好想一想,是不是一句佛號安度晚年?

無量壽經科註第四回學習班  (第九十四集) 

2014/10/18  澳洲淨宗學院  檔名:02-042-0094