Kamis, 24 Maret 2016

Tujuh Pengait 08



Tujuh Pengait
Bagian 8

7. Perasaan Romantis

Ketika dikurung di penjara, Li Zhen pernah mengatakan kepada wartawan : “Yang mengantar diriku kepada hukuman penggal juga adalah dia (menunjuk pada kekasihnya), andaikata dia tidak mengenakan pakaian mewah ribuan dolar, tidak memoles wajahnya dengan komestik ratusan dolar, takkan gara-gara keinginan yang tidak terpenuhi lalu menggerutu, maka saya juga takkan melakukan perbuatan yang melanggar hukum”.  

Sebelum menjalani eksekusi, Li Zhen mengungkapkan penyesalannya kepada wartawan : “Sebelum pisau menusuk ke dalam perut, maka belum merasakan kesakitan. Jujur saja, setelah dijatuhi hukuman mati, barulah daku menyadari betapa pentingnya nasehat dari orang jaman dulu. Beberapa waktu lalu, saya sempat membaca sebuah kalimat, yang menasehati mereka yang suka berpelesiran (mencari kesenangan), wejangan ini membuat bulu kuduk orang jadi berdiri : “Daya tariknya merupakan cangkul yang menggali tanah untuk kuburan”.

Pikir-pikir selama beberapa tahun menjalin hubungan dengannya, ternyata memang sedemikian rupa. Setiap kali saya memenuhi keinginannya, adalah serupa dengan membiarkannya menggali satu sekop tanah untuk kuburan buatku. Sepertinya saya dapat melihat dirinya menggali satu sekop demi satu sekop tanah kuburan untuk diriku……..siapakah dia sesungguhnya, mengapa hatinya begitu keji? Dia tertawa, tetapi tangannya tidak berhenti menggali tanah kuburan, kini saya telah melihatnya dengan jelas siapakah dia, dia adalah Qiu Rong, wanita yang membawaku ke liang kubur…..ai! Kata cinta dan sumpah yang pernah diucapkannya masa silam, kini hilang ke mana? Kelembutan masa silam, kini ada di mana?........segala yang ada pada masa silam, apakah masa silam hanyalah semu belaka?............”

Paragraf di atas merupakan bentuk penyesalan dari seorang terpidana hukuman mati, Li Zhen demi menyenangkan hati kekasihnya, terus menerus mengejar nafsu keinginan hingga akhirnya tak terkendalikan lagi, demi mengejar asmara harus mengorbankan dirinya sendiri, insan bijak tentunya dapat memetik pelajaran berharga dari sini.   

Manusia saat berusia muda menghambur-hamburkan waktunya, saat berusia senja menyesalinya, namun sayangnya sudah terlambat.

Maka itu perasaan romantis ini mesti dihapus hingga tuntas, segera kembali ke jalan yang benar. Jika dapat memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah diperbuat, mulai saat ini berbuat kebajikan, membersihkan kotoran batin, memperbaiki semua tindakan yang salah, dengan demikian akan memperoleh pemberkatan dari Buddha, sehingga segala harapannya akan terwujud, inilah yang disebut permohonan pasti kan terkabul.

Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 171
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 29 September 2015
Bertempat di Hongkong Buddhist Education Foundation
Kode Artikel 02-042-0171


七筆勾
()

七、風月情懷一筆勾
「夏賞春遊,歌舞場中樂事稠,煙雨迷花柳,棋酒娛親友,嗏!眼底逞風流,苦歸身後,可惜光陰,懡儸空回首,因此把風月情懷一筆勾。」

「夏賞春遊,歌舞場中樂事稠」,夏日觀賞風景,春天到戶外踏青,歌舞聲色場中意興濃密。「煙雨迷花柳,棋酒娛親友」,煙花巷尋花問柳迷失了多少浪蕩子。親朋歡聚,酒席會上書畫琴棋。

「嗏!眼底逞風流,苦歸身後」,唉!可誰知風流一時,苦歸身後。《地獄門前││與李真刑前對話實錄》一書中有這樣一段話(李真為原河北省國稅局局長):

在獄中,李真對記者說:「送我上斷頭台的也是她(指其情婦),她若不穿上千元一件的服裝,不用數百元的化妝品,不為掙不到錢發牢騷,我也不會犯這麼大的事。」

這位鋃鐺入獄者在臨刑前對記者這樣悔恨:「刀不架到脖子上,就沒有切膚之痛。說實在的,我是從被判死刑後,才知道古人那些警示是多麼精闢,多麼重要。前段時間看書,還看到了一句話,也是警示好色之徒的,讓人毛骨悚然:『羅襪一彎,金蓮三寸,是砌墳時破土的鐵鋤。』想一想這幾年來,我與她的交往,還真是這麼一回事。我每滿足她一分心願,就等於讓她給我掘了一鍬墳土。我好像看到了,她一鍬一鍬的鏟起,漫天飛揚……她是誰,她為什麼這麼心狠?她笑著,但手裡的鏟子沒停過。現在我看清了,她就是秋蓉,那個送我下墓穴的女人呀……唉!過去的山盟海誓哪兒去了?過去的似水柔情哪兒去了?……過去的一切,難道過去的一切都是假的?……」

以上是一位死刑犯臨刑前的幡然悔悟,李真為了博取情婦的歡顏,逐漸使欲望膨脹到無法控制的地步,為追逐情欲付出了沉重的代價直至喪身,有理智的人難道不應該從這個活生生的劣性事例中吸取教訓嗎?

「可惜光陰,懡儸空回首」,懡羅,羞慚。白白浪費了寶貴光陰,老來羞愧後悔,可惜晚了。古人說「地獄盡頭成隊入,西方無個肯修行」。

「因此把風月情懷一筆勾」,因此應及早回頭,改往修來,洗心易行,把那尋愛追歡的風月情懷徹徹底底一筆勾銷。

文摘恭錄 — 無量壽經科註第四回學習班  自了法師、開鐳法師、唐晨馨  (第一七一集)  2015/9/29  香港佛陀教育協會  檔名:02-042-0171