Rabu, 23 Maret 2016

Tujuh Pengait 02



Tujuh Pengait
Bagian 2

2. Suami istri

Suami istri adalah mesra bagaikan “luan dan phoenix”, ikatan percintaan ini sampai kapankah barulah dapat terurai? Ikatan ini berlangsung dari satu kehidupan ke kehidupan selanjutnya, kehidupan demi kehidupan yang tak terhitung, hingga kini juga belum usai, apakah harus begini terus membiarkan ikatan ini berlangsung tiada habis-habisnya?

Ibarat setan yang berdandan, kedua belah pihak saling mendambakan satu sama lainnya. Meskipun mesra bagaikan bahan perekat, namun ketika jodoh berakhir, juga harus terpisah satu sama lainnya, masing-masing bertumimbal lahir mengikuti kekuatan karmanya. Bisa saja mati bersama, tetapi tempat yang dituju adalah berbeda.

Pepatah berkata : “Suami istri bagaikan sepasang burung di rimba yang sama, saat kehidupan berakhir, masing-masing terbang ke tujuan masing-masing”.

Sutra Usia Tanpa Batas menyebutkan : “Tumimbal lahir di Alam Saha dikarenakan nafsu keinginannya yang begitu kuat, di dalam enam alam tumimbal lahir, karma yang diciptakan diri sendiri buah akibatnya pasti juga akan ditanggung sendiri. Karma yang diperbuat setiap orang berbeda-beda. Karena karma berbeda, maka buah akibat yang diterima juga berbeda. Maka itu walaupun terlahir di alam manapun, tetap lahir sendiri dan mati sendiri, pergi sendiri dan datang sendiri, tiada yang menemani. Bukan hanya ini, karma yang diperbuat sendiri, semua akibat baik suka maupun duka harus ditanggung sendiri, juga tidak ada yang dapat mewakili dirimu.

Lagipula niat pikiran baik dan buruk para makhluk juga berubah dengan sangat cepat, sebab menghasilkan akibat. Begitu jatuh ke alam tumimbal lahir, karena perjalanan yang ditempuh masing-masing berbeda, jika ingin bertemu kembali adalah hal yang sungguh tidak mudah. Walaupun telah bertemu, namun wajah telah berubah, tidak mungkin dapat saling mengenal. Maka itu Buddha Sakyamuni menasehati manusia, mengapa tidak semasa tubuh masih sehat dan kuat, berusaha keras memutuskan kejahatan melatih kebajikan, melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati, mau tunggu apa lagi?”

Ada orang yang menjadi pasangan suami istri untuk satu kehidupan, tetapi malah merasa belum cukup, sehingga bersumpah untuk kelahiran demi kelahiran berikutnya dapat menjalin jodoh menjadi pasangan suami istri lagi, membangkitkan niat yang sedemikian rupa, memastikan untuk bertumimbal lahir lagi, tetapi terlahir kembali belum tentu bisa begitu beruntung jadi manusia lagi, ditakutkan tidak berada lagi di alam manusia.

Ada berita yang mencantumkan kisah asmara antara manusia dan binatang, contohnya jalinan percintaan antara manusia dan anjing, lumba-lumba, kerbau, kuda dan lain sebagainya, ini merupakan perumpamaan yang nyata tentang tumimbal lahir, pada kelahiran ini salah satunya jatuh ke Alam Binatang.     

“Chang Hen Ge” merupakan puisi yang melukiskan kisah pilunya jalinan percintaan antara Kaisar Tang Xuan-zong dan selir Yang Gui-fei, menunjukkan betapa beratnya siksaan dibalik sebuah percintaan. Kaisar Tang Xuan-zong dipaksa untuk menjatuhkan hukuman mati pada selir kesayangannya Yang Gui-fei, sehingga kaisar begitu patah hati dan frustasi, tersiksa setengah mati.

Konon, pada bulan ke-7 hari ke-7  Kaisar Tang Xuan-zong dan selir Yang Gui-fei bahkan pernah bersumpah di “Aula Kehidupan Abadi” : Semoga setiap kehidupan dapat menjadi pasangan suami istri, usai bersumpah, kedua insan saling bergandengan tangan dan menangis tersedu-sedu. Mengikrarkan sumpah sedemikian rupa adalah bertumimbal lahir tanpa henti.

Kemelekatan pada kasih sayang adalah bagaikan belenggu, mengikat manusia ke dalam lingkaran enam alam tumimbal lahir, tidak mampu terbebas. Maka itu Buddha Sakyamuni membabarkan di dalam “Sutra 42 Bagian” bahwa manusia dibelenggu oleh istri, putra dan putri, rumah dan sebagainya, lebih parah daripada dikurung di penjara. Bila dikurung di penjara masih ada hari pembebasan, tetapi apabila dibelenggu oleh istri, anak dan lainnya, tidak ada niat pikiran jauh darinya.

Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 171
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 29 September 2015
Bertempat di Hongkong Buddhist Education Foundation
Kode Artikel 02-042-0171


七筆勾
()

二、魚水夫妻一筆勾

「鳳侶鸞儔,恩愛牽纏何日休?活鬼兩相守,緣盡還分手,嗏,為你兩綢繆,披枷帶杻,覷破冤家,各自尋門走,因此把魚水夫妻一筆勾。」

「鳳侶鸞儔」,鳳和鸞皆為傳說中的神鳥。侶、儔意為伴侶、配偶。夫妻像鸞鳳一樣親密無間,「恩愛牽纏何日休」,恩恩愛愛的牽纏什麼時候才能停止?牽纏了一輩子又一輩子,無數輩子又無數輩子,至今沒有休止,還要再這樣沒完沒了地牽纏下去嗎?「活鬼兩相守」,像活鬼一樣喬裝假扮,互相廝守,彼此貪愛對方。「緣盡還分手」,任你再如膠似漆,緣分盡的時候,也不得不分道揚鑣,各自隨業流轉。可以同時死,但不能同處去。

古人說:「夫妻本是同林鳥,大難來時各分飛。」《無量壽經》這段話很多人引起共鳴:「人在愛欲之中,獨生獨死,獨去獨來,苦樂自當,無有代者。善惡變化,追逐所生,道路不同,會見無期。」所以,佛勸我們「何不於強健時,努力修善,欲何待乎?」

有些人做一世的夫妻還做不夠,發願要生生世世結為夫妻,發這樣的願,注定得再來輪迴,可是再來就沒那麼幸運還能得人身了,恐怕不在人道。有些新聞報導人獸戀情,人和狗、海豚、牛、馬等等戀愛,這是很明顯的輪迴例子,前世感情太好,今世一個墮在畜生道。

《長恨歌》是唐代詩人白居易的一首長篇敘事詩,形象地敘述了唐玄宗與楊貴妃的愛情悲劇,揭示情愛壞苦。唐玄宗被迫賜死楊貴妃,肝腸寸斷,痛不欲生。據說,七月七日夜裡,兩人曾在長生殿發誓:願生生世世為夫妻,說完,手抓著手哭泣。詩歌最後:「七月七日長生殿,夜半無人私語時,在天願作比翼鳥,在地願為連理枝。天長地久有時盡,此恨綿綿無絕期」。發這個願,是輪迴的願,就無休止地再來輪迴。

「嗏,為你兩綢繆」,唉!和你兩相纏綿、情深意長,「披枷帶杻」是比喻,牽腸掛肚的情執就像枷鎖等刑具,把人束縛在六道輪迴中,不得自在,不得解脫。所以佛在《四十二章經》說:「人繫於妻子舍宅,甚於牢獄;牢獄有散釋之期,妻子無遠離之念。」人被妻子、兒女、房屋、舍宅等東西所束縛,比坐牢還慘。坐牢有釋放的日期,妻、子等沒有遠離的念頭

文摘恭錄 — 無量壽經科註第四回學習班  自了法師、開鐳法師、唐晨馨  (第一七一集)  2015/9/29  香港佛陀教育協會  檔名:02-042-0171