Senin, 30 Mei 2016

Bersukacita Pada Alam Sukhavati 03



Menjauhi Alam Saha Bersukacita Pada Alam Sukhavati
(Bagian 3)

3. Saat Sibuk
Dalam menghadapi kesibukan, pertama-tama harus merenungkan : Sekarang saya demi mencari nafkah, siang malam begitu sibuk. Setiap hari harus sibuk mengejar waktu, hidup dalam kekacauan di atas debu jalanan yang tak bermakna.

Ketika berhadapan dengan situasi begini harus berbicara dengan gaya ini, ketika berhadapan lagi dengan situasi begitu harus pula berbicara dengan gaya itu, lain situasi lain pula bicaranya, masih harus melakukan berbagai hal………..maka itu setelah sibuk seharian capek batin, bahkan untuk diam sejenak saja tidak punya waktu, sungguh menyedihkan!

Sesungguhnya ini adalah semacam siksaan, tidak kuasa mengikuti kekuatan karma, tiap hari terpaksa harus melakukan banyak tugas duniawi. Ini dikarenakan berkah kebajikan yang ditimbun pada masa kelahiran lampau tipis, karma buruk yang diperbuat begitu berat, sehingga pada masa kelahiran sekarang tidak bisa hidup bebas dan masih harus dililit ikatan duniawi, harus bekerja mencari nafkah, melakukan banyak pekerjaan yang tidak bermakna, barulah bisa mendapat sedikit penghasilan untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga, meskipun tersiksa dan tak berdaya, juga harus menjalaninya.

Kesimpulannya adalah tidak punya jalan lain lagi, barulah setiap hari terpaksa melakukan hal yang tidak bermakna ini. Maka itu dikatakan bahwa tinggal di dunia saha ini adalah ibarat dikurung dalam penjara, setiap hari demi mencari sesuap nasi, terpaksa melakukan hal-hal yang membuang banyak waktu dan tenaga, ibarat menjalani siksaan dalam penjara. Setelah berpikir dengan jelas, maka terhadap dunia ini cuma ada satu kesimpulan saja, yakni saya bertekad terlahir ke Alam Sukhavati.

Harus diketahui bahwa di Alam Sukhavati, dengan pemberkatan kekuatan tekad Buddha Amitabha yang maha besar, kita bisa bebas dari segala ikatan. Di sana takkan ada kemunduran batin, setiap saat mengalami kemajuan batin. Maka itu dikatakan, begitu terlahir ke Alam Sukhavati langsung mencapai tingkatan ketidakmunduran, sehingga dalam waktu singkat dapat menyempurnakan KeBuddhaan.

Buddha Amitabha maha Maitri maha Karuna, menwujudkan fasilitas dan kemudahan yang tak terhitung, sehingga ketika seorang praktisi terlahir ke tanah suci, jiwa raganya segera mengalami perubahan, takkan tercemar lagi.

Sebaliknya tubuh manusia di dunia saha adalah tidak bersih, maka itu selezat apapun makanan yang masuk ke dalam tubuh juga akan berubah jadi kotoran.

Sedangkan di Alam Sukhavati, tak peduli praktisi itu pada waktu sebelumnya pernah melakukan karma buruk yang berat, namun begitu terlahir ke Alam Sukhavati, jiwa raganya jadi suci dan bersih, pasti memperoleh Dharmakaya yang suci dan seimbang.  

Setelah berpikir sedemikian rupa, maka mulai saat ini pikiran takkan serupa dengan dulu lagi,  kebimbangan dan kacau lagi, dalam hati sudah begitu jelas, melangkah maju dengan penuh kepastian, dalam satu kehidupan ini meraih cita-cita besar, yakni terlahir ke Alam Sukhavati.

Maka itu dalam keseharian, betapapun sibuknya, pekerjaan apapun yang harus diselesaikan, begitu ada sedikit waktu luang segeralah melafal Amituofo. Dengan demikian saat menjelang ajal, Buddha Amitabha akan datang menjemputmu, anda akan bebas dari penjara alam saha ini.

Lantas bagaimana pula dalam kesibukan keseharian dapat membangkitkan niat pikiran sedemikian rupa, menggenggam erat setiap detiknya untuk melafal Amituofo? Kuncinya adalah merenungkan bahwa hidup ini tidak kekal.

Manusia di dunia ini sungguh menyedihkan, perlahan menua dalam kesibukannya, namun tidak seorang pun yang memikirkan kematian, bila mereka menyadarinya, maka sejak awal sudah melepaskan urusan duniawi.

Maka itu dikatakan, orang yang tidak mau memikirkan kematian, menerima kenyataan bahwa suatu hari pasti akan menjalani tahapan ini, maka orang begini pasti jatuh ke dalam moha (kebodohan), lalu melakukan banyak hal yang menyita waktu dan perhatian, sehingga muncul kesengsaraan yang tak berujung, berputar dalam lingkaran tumimbal lahir.

Maka itu setiap saat harus mengingatkan diri sendiri akan kematian, dengan demikian hati kita akan begitu sadar dan jelas, mengetahui bahwa diri sendiri harus berhenti menciptakan karma, juga akan memotivasi diri untuk tekun menimbun bekal terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Dengan merenungkan kematian maka hendaknya menghentikan kegiatan-kegiatan duniawi yang menyita banyak waktu dan perhatian. Andaikata anda terus menyibukkan diri dalam kegiatan-kegiatan duniawi yang menyita banyak tenaga dan pikiran, berguling-guling dalam kerisauan dan kesibukan, maka hanya bisa menambah klesa (kekotoran batin), kalau begini terus, sepanjang hidup takkan ada kesempatan buat melatih diri, sampai ajal tiba, bagaimana mungkin bisa keluar dari lingkaran tumimbal lahir?

Maka itu, haruslah melepaskan segala kemelekatan, yakni berusaha keluar dari kegiatan-kegiatan yang menyita banyak waktu dan perhatian, hanya dengan demikian, barulah bisa mengakhiri tumimbal lahir.

Ada orang yang berpikir demikian, sekarang saya begitu sibuk, masih banyak urusan penting yang belum saya tangani, tunggu sampai urusan ini sudah tuntas dan saya tidak sibuk lagi, barulah pergi melatih diri. Tapi yang namanya urusan di dunia ini mana ada habisnya, bila anda sendiri yang tidak sudi melepaskannya, maka sepanjang hidup mana mungkin ada waktu luang?

Kenyataannya urusan di alam saha ini juga tidak seberapa penting adanya, hanya saja diri sendiri yang begitu melekat, asalkan anda bisa mengikhlaskannya, maka bukan masalah lagi, kalau tidak demikian, maka masalah anda takkan ada usainya.

Setelah anda mengamati dengan jelas masalah di dunia ini, barulah anda dapat menenangkan diri, kemudian melepaskan satu persatu hingga tuntas, jangan malah setengah hati, melepaskan tapi masih setiap hari merindukannya di hati. Bahkan saat sekarang juga harus bisa berpikir jernih dan jelas, jangan tunda sampai menjelang ajal, karena sudah tidak sempat lagi.

Setelah melepaskan segala kemelekatan duniawi, maka mengerahkan segenap hati untuk menimbun bekal (yakin, bertekad, mengamalkan) terlahir ke Tanah Suci Sukhavati. Pertama-tama harus melihat dengan jelas jalan yang akan ditempuh, setelah jelas maka teguhkan tekad, ini amat penting sekali.

Ketahuilah bahwa bila ingin mengandalkan kekuatan sendiri untuk mencapai Jalan Pembebasan adalah sulit sekali, harus melewati banyak sekali siklus kelahiran dan kematian barulah bisa memutuskan klesa (kekotoran batin), keluar dari lingkaran tumimbal lahir.

Lain halnya bila anda mengandalkan kekuatan Buddha, asalkan punya keyakinan pada Buddha Amitabha dan Alam Sukhavati, lalu membulatkan tekad dan melafal Amituofo, maka saat menjelang ajal Buddha Amitabha akan datang menjemputmu terlahir ke Alam Sukhavati.

Saat itu meskipun karma buruk dan klesa (kekotoran batin) anda masih belum lenyap, namun dengan pemberkatan kekuatan tekad Buddha Amitabha, segala tabiat anda takkan muncul lagi, sejak itu telah mengakhiri samsara.

Maka itu, dengan mengandalkan pemberkatan kekuatan tekad Buddha Amitabha, terlahir ke Alam Sukhavati untuk menyempurnakan KeBuddhaan, ini barulah disebut kenyataan.

Setiap insan perlu menetapkan tujuannya, lalu membulatkan tekad untuk menwujudkannya. Setelah menetapkan tujuan terlahir ke Alam Sukhavati, maka harus menfokuskan pikiran melafal Amituofo. Oleh karena saat menjelang ajal, sepenuhnya mengandalkan kekuatan pelafalan Amituofo, sehingga terjalin dengan Buddha Amitabha, begitu terjalin segera memperoleh pemberkatan dari Buddha Amitabha, langsung terlahir ke Alam Sukhavati.

Lantas dalam kehidupan keseharian bagaimana sikap yang harus ada, kala menghadapi berbagai problema hidup? Ketika urusan datang, kita menanganinya, setelah selesai, jangan lagi dipikirkan. Saat berada dalam kesibukan, maka harus merenungkan : Saya sungguh kasihan, dari pagi sampai malam tidak ada waktu buat diri sendiri. Oleh karena diseret oleh kekuatan karma barulah tidak bisa memperoleh kebebasan. Dan sekarang ada kesempatan yang begitu bagus agar saya tidak perlu dililit ikatan ini lagi, oleh karena saya telah mendengar Ajaran Sukhavati, asalkan bisa membangkitkan keyakinan dan membulatkan tekad, rajin melafal Amituofo, setelah kehidupanku di alam saha ini berakhir, maka terlahir ke Alam Sukhavati.

Andaikata saya memiliki kesempatan buat melatih diri, juga memiliki kesanggupan untuk menimbun bekal terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, tapi malah menghabiskan banyak waktu untuk menciptakan karma tumimbal lahir, menyia-nyiakan kesempatan yang begitu unggul, maka selanjutnya saya hanya bisa mengikuti arus tumimbal lahir yang tiada ujungnya, kemudian dililit oleh ikatan-ikatan lagi, kenapa saya harus begitu bodoh?

Andaikata sudah bertemu dengan metode yang begitu mudah dan praktis ini, yang dalam waktu singkat sudah bisa mengakhiri tumimbal lahir, tapi malah tidak menggenggamnya dengan erat, malah melewatkannya begitu saja, maka masa kelahiran mendatang hanya bisa terombang ambing di lautan samsara, kalau begitu, kelahiranku kali ini hanya jadi sia-sia belaka!

Jalinan jodoh yang begitu bagus bisa bertemu dengan Ajaran Sukhavati, malah tidak tahu menghargainya, hidup dalam kebimbangan hingga berakhir begitu saja, maka ini sungguh sesat adanya! Apakah diriku masih tergolong bijak? Memangnya saya orang yang tidak tahu menentukan pilihan?

Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 213
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 20 April 2016
Bertempat di HK Buddhist Education Foundation
Kode Artikel 02-042-0213


厭離娑婆、欣求極樂
()

(三)忙時警策
在忙碌的時候,首先要這樣想:我現在為了生活,從早忙到晚。心識像被五馬分屍一樣,甚至已經分成了十幾、二十塊,不斷的在各種無意義的塵境中散亂。遇到這樣的境要說這樣的話,遇到那樣的境又必須那樣想,還要時刻不停的做各種各樣的事…所以一天下來,心累得不得了、散得不得了,連稍微平靜、稍稍安住一會兒的時間都沒有。是多麼可憐!其實,這就是一種受苦的相,自己的心不由自主的隨著惑業的牽引,每天不得不做很多世間的事。這都是因為往昔的福德淺薄、惡業深重,所以今生只能不自在的受這些俗事的牽纏,必須得去打工、做很多無意義的事,才能賺點錢養活自己和家人,再辛苦、再無奈也必須去做。總而言之,就是因為實在沒辦法,才不得不每天做那些無意義的事。所以說,住在這個娑婆世界裡就像被關在監獄裡一樣,每天為了生活做的那些瑣事,就像在監獄裡服勞役、受折磨。這樣想清楚之後,對於這個世界的態度只有一個,就是想要早點離開這裡。

然後要知道,在西方極樂世界沒有任何雜染的因緣,阿彌陀佛的願海具有極大的加持,能讓我擺脫一切的束縛。一生入那裡,連一剎那的我和我所之心都不會生起,惑、業、苦就更不可能現行了。從此之後,只會念念增長菩提善根,念念升進。所以說,一往生就登入不退轉地,能夠迅速圓成佛道,說的就是這個道理。換句話說,阿彌陀佛極其慈悲,他設置了無數的方便,使得任何人一往生到這個淨土裡面,整個身心相續完全被轉化,再不會有一剎那的染污因緣。在《往生論註》裡也講到,極樂國土是完全清淨的體性。就好比說人的身體是不淨的體性,所以無論多麼美味的食物進入人體都會變得不清淨。同樣,極樂世界已經成就了清淨的體性,眾生到那裡之後,無論之前造過多嚴重的惡業,都能徹底得到淨化,身心無不清淨,畢竟證得清淨平等無為法身。所以說,我們只要往生到極樂世界,就會立即轉染為淨、轉凡成聖。

這樣想了之後,自己的心就不要像從前那樣糊裡糊塗、渾渾噩噩,心裡一定要很清楚、很確定,自己這一生的目標唯一是往生極樂世界。所以平時無論有多忙,在做什麼,心一有空閒就趕緊念阿彌陀佛。這樣到你臨終的時候,阿彌陀佛就會來接你,你就能很順利的從這個牢獄中出去了。

那麼,怎樣讓自己在很忙的時候也能提起這種心念,抓緊一切時間精進念佛呢?關鍵還是要憶念死亡無常。古時的世間賢人也說:「舉世盡從忙裡老,誰人肯向死前休?」這就講到,世間人很可憐,都是在忙忙碌碌中老去,沒有幾個人會想到死,知道要提早放下這些世間的事。所以說,提不起死亡無常的念頭,就決定會落在愚痴當中,從這裡就會發展出各種各樣的瑣事,產生出無量無邊的苦,無窮無盡的輪迴。因此一定要提醒自己時刻憶念死亡,這樣自己的心就會很清醒,知道必須要停止製造惑業因緣,也會有力量修集往生淨土的清淨資糧。

具體該怎麼憶念死亡,來止息世俗瑣事呢?《西齋淨土詩》中說:「在世更無清淨日,臨終那有出離時?」意思就是,如果你一直忙於世間瑣事,不斷的在煩惱和業裡面打滾,就只會時時增長染污,這樣下去,一輩子也沒有修清淨善法的機會,到臨終的時候又怎麼可能出離輪迴呢?所以說,現在就要看破,就要放下,就要從那些世間瑣事當中盡量出離,只有這樣,輪迴才會有終結的一天。雲峰禪師也說:「即今休去便休去,若覓了時無了時。」有的人會想,我現在太忙了,還有很多重要的事沒做,等這些事都處理完了,不忙的時候再修行吧。但是世間的事沒完沒了,你如果不主動放下,這輩子都很難有不忙的時候。其實,娑婆世界的事都沒什麼大不了的,只是自己的心太執著,只要你心裡把這些都看破了,也就沒什麼事了,否則世間的事永遠不會結束。所以,你要一次性把輪迴裡的事看透,都定性好,然後你的心要把這些全部放下,不要藕斷絲連、拖泥帶水的。而且現在就要想清楚,要不到臨終時就來不及了。

對於娑婆世界看破、放下以後,就要全心全意的準備往生極樂世界的清淨資糧。首先要在心裡看清楚這條路,完全確定下來,這一點十分關鍵。要知道,如果依靠自力修道,需要歷經很多生世才能斷除煩惱、出離輪迴。但是,如果憑藉佛力,你只要對阿彌陀佛、對極樂世界具足信願,在這個基礎上一心持名,只要你的心能夠跟阿彌陀佛的大願相應,臨終時就能往生到極樂世界。那時,雖然你的業和煩惱還沒斷,但是依靠阿彌陀佛大願的攝持,一切的有漏法就再不會現行了,從此徹底解脫生死輪迴。所以,對於我們大家來說,依靠阿彌陀佛的願力往生極樂世界,走這一條往生之路來實現解脫和成佛,是最現實的一件事。對此,每個人都必須在心裡完全確定下來。

確定目標之後,就要盡可能的一心念佛。截流大師在為大眾結期三年共修念佛做的開示中講過這樣一個比喻:「古時,有人落入上面被覆蓋的千尺枯井當中,在井口上卻只有一個很小的孔眼。他得到野狐傳他的祕訣,就是眼睛專注在那個孔眼上,一心想著從那裡飛出去。這樣久久的注視,一心不散亂,結果孔沒變大,身體沒變小,任運的從孔眼中飛出。這就表示我們現在沉溺在輪迴的深淵裡面,解脫出去的唯一希望就是專注一心的念阿彌陀佛,最終必定能夠出離。」因此,我們應當時時刻刻讓自己的心專注極樂世界,一心念阿彌陀佛。因為到臨終的時候,全憑這股念力跟阿彌陀佛相應,一相應就能在阿彌陀佛的攝持下,直接往生極樂世界了。

那麼,平時在面對這些世間雜事的時候該怎麼作意呢?那就是首先要認清輪迴無實義的真相,有事情來了就隨緣應付一下,處理完了就不再去想它。在忙碌的時候,就要這樣想:我真可憐,從早到晚身不由己。就是因為被惑業的力量牽纏才這麼不自在。而現在有一個絕好的機會可以永遠擺脫這些繫縛,因為我已經聽聞到了極樂淨土法門,只要具足信願,肯用功念佛,今生一結束,必定能往生極樂世界。如果我明明有機會,也有能力修集往生極樂世界的清淨資糧,卻用大量的時間造輪轉生死的業,白白錯過了這麼好的機會,那麼往後我還要繼續在無量生世當中不斷的在輪迴裡受奴役,我怎麼能這麼愚痴呢?如果連這樣一個易行道,迅速解脫生死輪迴的出路都沒把握好,來世還在輪迴裡漂泊,那我這輩子就真是白活了!這麼難得的因緣不好好珍惜,稀裡糊塗的又混了一生,那實在是太顛倒了!我還是不是個有智慧、有取捨能力的人啊?

文摘恭錄 — 無量壽經科註第四回學習班  自了法師 (第二一三集)  2016/4/20  香港佛陀教育協會  檔名:02-042-0213