Sabtu, 28 Mei 2016

Pokok Penting 06


Pokok Penting Terlahir ke Alam Sukhavati
(Bagian 6)

Andaikata masih ada begitu banyak urusan di dunia, kanan kiri ada berbagai ikatan, di sini juga rakus melakukannya, di sana juga ingin melakukannya, sampai-sampai batin terasa sesak dililit banyak ikatan, maka ini sungguh berbahaya. Saat ajal menjelang, seutas tali yang melilit diri anda ini, mungkin membawa anda jatuh kembali ke dalam samsara, maka tidak berdaya untuk terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Orang yang sudah lanjut usia juga harus mengingat bahwa saat menjelang ajal, hal yang paling menentukan adalah sebersit niat pikiran yang terakhir, yang menentukan ke mana anda perginya dan momen ini terjadi hanya dalam waktu yang amat singkat sekali. Apabila sebelumnya anda tidak melakukan persiapan, lalu tidak menyampaikan semua pesan dengan jelas, maka pada saat begini tentunya panik dan takut, untuk bisa terlahir ke Tanah Suci Sukhavati adalah sangat sulit.

Jadi jangan tunggu saat menjelang ajal barulah sibuk melakukan persiapan, ini sudah tidak sempat lagi. Meskipun sudah setua 60 atau 70 tahun, anda juga akan bersukacita menyambut datangnya ketidakkekalan, takkan merasa cemas. Ketidakkekalan takkan memberi anda sinyal terlebih dulu atau menyapa anda terlebih dulu, begitu datang langsung muncul seketika itu juga.

Mungkin anda sekalian juga tahu bahwa menua itu tidak pandang umur, juga tidak ada standarnya, kondisi manusia bisa mendadak merosot dan mati begitu saja, kadang kala orangnya masih baik-baik, tiba-tiba stroke dan mati mendadak, ada pula yang ketiduran dan tidak bangun lagi, ada pula terbaring sakit dan meninggal………..masih banyak lagi kondisi seperti ini yang tak terbayangkan oleh kita.

Bagi sebagian praktisi masa kini, untuk membangkitkan niat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati adalah begitu sulit. Oleh karena hati manusia tidak teguh sehingga menjadi halangan. Melekat pada harta benda, putra putri, mendambakan ketenaran dan keuntungan, kenikmatan duniawi dan sebagainya, semua ini merupakan rintangan, semua ini ibarat gunung-gunung yang tinggi dan besar, ketika kita berhasil melampauinya maka harapan terlahir ke tanah suci barulah bisa terwujud.

Hati manusia selalu saja terombang-ambing, meskipun melafal Amituofo hingga banyak kali, namun ketika menghadapi cobaan, segera jatuh kembali ke samsara.  Di sinilah letak permasalahannya; baru saja usai melafal Amituofo, begitu bertemu dengan masalah, segera jatuh ke dalam perangkap duniawi.

Kondisi yang maju mundur ini menyebabkan tekad untuk terlahir ke tanah suci jadi begitu lemah, sedangkan hati yang melekat pada alam saha sedemikian kentalnya. Maka itu pokok persoalannya kembali pada “suka” dan ”benci”.

Kita dapat mengamati kondisi batin kita senantiasa maju dan mundur, naik dan turun, sebagian besar sangkut pada masalah duniawi, hanya sebagian kecil yang difokuskan ke tanah suci dan Buddha Amitabha.

Terutama yang tekadnya begitu lemah, umpamanya ketika nonton acara televisi, sepasang mata ditujukan ke pesawat televisi selama berjam-jam juga tidak lepas darinya. Usai nonton masih pula mengenang-ngenang, menceritakan dengan orang lain, otaknya masih saja memikirkannya.

Sebaliknya terhadap tanah suci malah tidak punya hati yang kental, tidak begitu ingin ke sana, juga tidak ingin terburu-buru ke sana, maka itu dalam hal melatih diri juga tidak begitu mendesak, saat melafal Amituofo juga tidak terfokus, usai melafal juga takkan terkenang-kenang.

Dari sini sudah cukup jelas kelihatan, orang begini penuh dengan jalinan jodoh tumimbal lahir.

Sebaliknya bila terhadap hal-hal duniawi tidak menaruh minat sama sekali, hatinya tidak ditaruh pada hal-hal duniawi, setiap hari menjalin ikatan dengan tanah suci, tekadnya kian hari kian mengental. Maka ini menunjukkan anda telah melampaui halangan dan dambaan pada dunia saha ini.

Jadi janganlah mengandalkan faktor keberuntungan, apabila masih belum mencukupi “suka” dan ”benci”, maka sulit untuk bisa terlahir ke tanah suci.

Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 209
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 10 Maret 2016
Bertempat di Pure Land Learning College Association, Australia
Kode Artikel 02-042-0209

往生的要訣
()

如果有非常多的世間心思,左纏右繞,這裡也貪,那裡也搞,搞得自心好像被無數根繩子纏住了,這就非常危險。到臨終時,你被哪一根繩子牽住,都有可能落入生死,那就沒辦法往生。

老年人尤其要注意這一點,如果你心裡沒有準備好,那就非常危險。其實,臨終的時候就是一念,而這一念之差就決定了你的去向,這是非常快的。如果你事先什麼心理準備都沒有,什麼事都沒交代好,到時候慌裡慌張的,要往生就很困難。

再重複一遍,淨土修持的要訣就是欣、厭二字。也就是對極樂世界要愈來愈嚮往、欣求,一心一意的往那兒去,唯一就是這個目標;對娑婆世界要愈來愈厭離,不斷的淡化它。所有事情都提前交代好,每天都要做好準備。

反面也要知道,不能到臨終時再準備,那時就來不及了。已經是六、七十歲的人了,那是非常快的。無常這事不會給你提前打招呼,它來的時候,忽然一天就現前了。大家都知道,老來的事說不準,有時候摔一跤就死了,有時候站在那裡,一下子中風或者腦溢血就過去了,有人是一睡不起,老死在床上……很多情況是你想不到的。所以每一天都要做準備。這是最關鍵的事情,已經再三做了交代。

現在對很多人來說,發起求往生的心還是很難。因為人的心不堅定,這就成了障礙。就好像心頭有很多座山,對事物的貪戀是一座山,對兒女的貪戀又是一座山,還有各種貪戀名利、富貴、享受等等,這些都是障礙。一旦越過了這些山,往生就有希望了。

所以,欣厭是往生的關鍵。具足了欣厭,就表示已經脫離了娑婆的事,一心往西方去了。這就表示,心上已經調準了。不然的話,凡夫的心始終飄來飄去,即使念了很多聲佛號,但一遇到世間境界,馬上又轉到生死裡去了,這就很難有保障。

我們的問題就在這裡:平時念佛很難提起懇切的心,口裡剛剛念完,等會兒一碰到世間的事,馬上又入到紅塵裡去了。有這種忽上忽下的情況。這樣檢查起來,淨土的心非常薄弱,娑婆的心卻極為濃厚。關鍵問題還是欣、厭不具足。

現在一定要重視欣、厭之心的培養。如果這種心不能有力的生起,那就很危險了。我們平時都能看到,自己的心不斷的起起落落,大多都圍繞在世間法上,很少起念緣著西方、緣著阿彌陀佛。比較心力的差別就很明顯。譬如你看電視的時候,兩隻眼睛一直盯著,看了好幾個小時都不覺得累,還想接著看。看完了還回味,還不斷的談,腦子裡也不斷的在想。但對於西方根本沒有這麼濃的心,不是非常急切、迫不急待的想修,也不會念佛的時候一心投入,念完了還回味不已。從這裡足以看出,流轉娑婆的因緣非常充分。如果能反過來,對世間的事一點興趣沒有,心根本不放在那裡,天天都緣西方,淨土的心愈來愈濃。這就表示,你已經跨過了貪戀世間的障礙。所以,這事僥倖不得,你的心沒成熟,還不具足欣、厭的內涵,往生就很難。

文摘恭錄 — 無量壽經科註第四回學習班  自了法師  (第二O九集)  2016/3/10  澳洲淨宗學院  檔名:02-042-0209